Selasa, 27 Januari 2009

PERUMPAMAAN WANITA MUSLIMAH

Wanita Muslim itu seperti Mutiara, Diamond, barang mahal, memperlakukannya pun semestinya sangat lah hati-hati. Karena kalau tidak hati hati, Wanita Muslim bisa menjadi murah, bahkan tak ada harga.

Wanita muslimah bagaikan mutiara, persis sebagaimana yang dapat dilihat dalam sebuah riwayat yang telah diungkapkan oleh Imam Ali as: “Wanita adalah wewangian, bukan pahlawan perkasa”. Salah satu falsafah hijab (baca: jilbab) adalah, karena perempuan muslimah bagaikan mutiara. Artinya, dengan mengenakan hijab ia dapat ‘dikenal’ kedudukannya. Dan dengan berjilbab seakan-akan seorang perempuan telah memplokamirkan di hadapan khalayak bahwa perempuan muslimah tadi telah dapat memiliki dirinya sendirinya. Ia tidak ingin seorang laki-laki melihat kepadanya dengan pandangan gendernya, akan tetapi memandangnya dari segi insaniah-nya (sisi kemanusiaan). Kenapa wanita muslimah yang berhijab harus diperlakukan bak mutiara (batu mulia)? Karena dengan berhijab perempuan muslimah tidak dapat dijamah sembarangan. Ia memiliki harga (diri) dan kehormatan yang tinggi, yang tidak dimiliki oleh sembarang batu.

Selayaknya batu mulia, intan dan permata akan dikenal nilai dan harganya saat ‘dipamerkan’, bukan dikunci rapat-rapat dalam lemari besi. Walau dipamerkan, namun harus tetap diletakkan di kotak yang tertutup, sehingga orang-orang yang melihatnya tidak dapat dengan sembarangan menjamah dan mengusiknya. Wanita muslim bagai batu permata, namun bukan berarti lantas ia harus dikurung dan dipenjara dalam rumah saja. Artinya, ia boleh beraktifitas di luar, namun dalam beraktifitas ia harus selalu ‘menjaga penampilan’ sesuai yang dianjurkan agama. Bukan memamerkan tubuhnya dengan murah di depan khalayak sehingga lekuk tubuhnya dapat dinikmati dengan mudah dan menjadi obyek pemuas nafsu birahi lelaki mata keranjang.

read More..